Dari awal abad ke-13 hingga Restorasi Meiji, sekte menarik dari biksu peziarah Budha Zen berkeliaran di Jepang. mereka dinamakan Komusou, yaitu para "rahib kekosongan".
Seperti yang dikutip kelihatan dari megindo.net, Komusou mewakili sekolah Buddha Fuke Zen, sebuah cabang dari Buddhisme yang berasal dari Cina. Penampilan mereka yang tidak biasa dan istimewa, dengan keranjang jerami dipakai di kepala, melambangkan tidak adanya "ego". Keranjang tersebut dinamakan tengai, yang terbuat dari buluh atau alang-alang, dengan bukaan kecil di sampingnya, yang memungkinkan si pemakainya untuk melihat.
Sebagai rahib peziarah, mereka diperbolehkan oleh penguasa untuk berjalan bebas di seluruh Jepang, suatu kehormatan yang sangat jarang bagi orang-orang pada saat itu. Hal ini menyebabkan para ronin dan mata-mata mulai menyamar sebagai Komusou, dan akhirnya bahkan informan pemerintah pun mulai menyamar sebagai Komusou.
Hal ini memberikan reputasi buruk bagi Komusou dan akhirnya mengakibatkan kematian dari sekte ini, ketika pemerintah Bakufu jatuh dan pemerintah Meiji melarang praktek Fuke Zen.
Namun, Komusou juga terkenal karena melodi indah [honkyoku] yang dimainkan pada seruling yang disebut shakuhachi. Ini sebenarnya adalah suatu praktek meditasi Zen [suizen - "meniup Zen"], yang digunakan untuk pencerahan, tetapi juga sebagai praktek penyembuhan.
Untungnya, beberapa lagu-lagu ini dikumpulkan selama abad ke-18 oleh Komusou bernama Kinko Kurosawa, bahkan jika saat ini sekte itu tidak ada lagi, praktek honkyoku masih diajarkan di beberapa sekolah.
http://megindo.net/news/Animonster/komusou-rahib-berkepala-keranjang/628d796df49393f959ee086f14ae0140/
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar